Waka Sensei Menurut Mr. Imam Kurnain

Waka Sensei Menurut Mr. Imam Kurnain
Sambil mengamati embukai yang diperagakan oleh waka-sensei [di Yogyakarta, tanggal 7 Oktober 2013 lalu], saya duduk bersebelahan dengan Mr. Imam Kurnain, yang juga adalah Badan Pendiri Yayasan Indonesia Aikikai [pada tahun 1983]. Sambil mengamati, saya mengomentari embukai tersebut dengan mengatakan “dialah nanti yang akan meneruskan jabatan Doshu atau ketua Aikido Dunia”.  Mr. Imam Kurnain berkomentar, dia tidak bisa disebut meneruskan sebagai Doshu, karena dalam dalam dirinya [Waka Sensei] adalah pewaris ajaran seni bela diri Aikido, karena itu merupakan trandisi turun temurun dalam budaya Jepang [seni-bela diri Aikido]. Waka sensei menurutnya bukan penerus [belaka] melainkan pewaris karena urutan keturunan, maka ia mewarisi nama atau saya sebut marga Ueshiba, sebagaimana urutan berikut :
1. Morihei Ueshiba [almarhum]
2. Kishormaru Ueshiba [almarhum]
3. Moriteru Ueshiba [Doshu Aikido saat ini]
4. Waka Sensei [putera dari Moriteru Ueshiba]
Saya sendiri-pun sependapat dengan Mr. Imam Kurnain, karena kata ‘meneruskan’ artinya orang itu boleh stop untuk meneruskan kepengurusan atau sebuah jabatan, misalkan meneruskan urusan sebuah management karena pergantian kepemimpinan, atau jangka waktu kepengurusan berakhir, sehingga harus dialihkan kepada orang lain yang baru. Berbeda dengan penegasan pewaris Aikido [sebagaimana diterangkan oleh Mr. Imam Kurnain], pewaris ini tidak mungkin digantikan bahkan karena kedudukan pewaris ini, ia [waka sensei] boleh menggunakan nama Ueshiba yang tidak mungkin dialihkan kepada orang lain, selain kepada keturunannya langsung.

Catatan dibuat sesuai pembicaraan pembicaraan dengan salah satu Badan Pendiri Yayasan Indonesia Aikikai [1983]
Mr. Imam Kurnain pada 7 Oktober 2013