Budo dalam Aikido


Budo pada awal sejarahnya berawal dari adanya sebuah pertempuran, untuk pertama kalinya berkaitan dengan pertanyaan praktis, bagaimana persiapan fisik dan psikologis untuk menghadapi sebuah konflik atau pertempuran, dan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi pertempuran, bagaimana seseorang dapat memenangkan pertarungan atau pertempuran? Bagaimana seseorang harus melindungi dirinya, keluarganya, klan atau negaranya selama ia diserang musuh [atau selama ia menghadapi serangan dari luar]. Diantara berbagai pertanyaan ini, ada sebuah hal yang mungkin tak bisa dihindari yaitu kematian dan kehidupan. Permasalahan ini penting untuk dibahas dan diperhatikan dalam sudut pandang emosional dan spiritual, sebagai sebuah hal yang diperhatikan dalam Budo melalui latihan-latihan yang dilakukannya ; pertempuran secara nyata dipercaya bahwa hal tersebut hanya dianggap sebagai pelatihan secara materiel. Saat ini banyak pandangan mengenai beberapa bentuk Budo, namun perlu dipertimbangkan, sebuah pertanyaan apakah kita dapat benar-benar mempelajari Budo tanpa perjuangan? Apakah ada seni-bela diri yang menghadapi konflik tanpa menempuh [melewati] sebuah pertarungan?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus memiliki pandangan lebih dari sekedar perang dan kekerasan, dari latar belakang histori Budo itu sendiri. Peranan yang dilakukan oleh agama dan seni dalam pengembangan Budo adalah sangat penting. Berdasarkan fakta, bahwa pelatihan Zen, semakin sering dijadikan metode bagi para prajurit untuk mengidentifikasi masalah ketakutan dan kematian, hal ini menunjukan bahwa jawaban terhadap masalah  

Fakta bahwa pelatihan Zen sering menjadi metode untuk prajurit untuk mendekati masalah dari ketakutan akan kematian, menunjukkan bahwa jawaban atas masalah yang diluar kekuasaan / kekuatan manusia, bisa diperoleh dari tempat lain [dari kekuasaan lain] selain di medan peperangan. Pelatihan jenis ini sesungguhnya tidak tergantung dengan keharusan adanya sebuah pertempuran, dan tidak terbatas berlaku hanya kepada prajurit saja. Pencipta Aikido memperoleh pengalaman yang luar biasa diluar kekuasaan manusia [transenden] ketika ia di Manchuria, yang merupakan perpaduan dari latar belakang pelatihan seni bela dirinya dan agamanya Shinto. Ada berbagai banyak contoh dari pengalaman orang walau mereka terlibat dalam disiplin spiritual dan yang bersifat seni [artistik], mengalami pengalaman peristiwa diluar kemampuan manusia seperti kematian dan kehidupan. Perang dan kekerasan merupakan hal yang tak diragukan dalam hal memperoleh pengalaman kematian dan kehidupan, namun perlu difahami bahwa ini bukanlah sebuah kondisi dimana seseorang akan mengalami pencerahan terhadap pemahaman kehidupan dan kematian.

Seseorang yang mempelajari Budo harus pula mengingat, bahwa sebuah kreativitas dapat pula menyebabkan kehancuran pembangunan. Kita harus memahami dengan jelas mengenai apa yang kita lakkukan, harus serius, dan harus bersikap dan berfikir positif pada saat [momentum] yang sama. Selain, kita harus terus menjaga seni-bela diri kita secara wajar dan efektif, kita juga harus mencoba melihat dari sudut pandang sosial yang lebih kreatif dari sudut pandang latihan kita sendiri. Setiap orang pada hakekatnya memiliki alasan tersendiri untuk mempelajari seni bela diri. Beberapa orang mungkin hanya ingin melatih seni membela diri, sedang yang lain tertarik untuk mengembangkan rasa percaya diri mereka sehingga dapat menikmati pengalaman hidup yang lebih luas. Seorang pengajar memiliki cara sosial dengan menarik siswanya dalam suasana kekeluargaan, maksudnya, agar dapat memulai pelatihan Budo dapat diterima. Walaupun mereka [siswa] tidak menerima tujuan dari sebuah pelatihan, namun pada momen tertentu seorang siswa pada akhirnya harus berurusan dengan permasalahan tentang hal diluar kekuatan manusia [mis. kehidupan dan kematian], karena dalam beberapa fakta kematian dan kehidupan harus dihadapi, yang jika kita melakukan ini artinya kita berlatih Budo.
Artikel sederhana, diperoleh dari beberapa sumber di internet
Robaga Gautama Simanjuntak - RGS Dojo - 28 April 2013



-->