Dalam berlatih aikido memiliki kedisiplinan yang sangat keras dan wajib dijunjung tinggi bagi setiap anggota yang mengikuti kegiatan latihan [berlatih] aikido. Kedisiplinan yang sangat keras disini maksudnya bukan kedisiplinan keras untuk menghancurkan atau menyakiti orang lain, namun kedisiplinan keras untuk terus menjaga dan mengasah rasa kasih sayang diantara sesama teman berlatih, begitu pula dalam kehidupan sehari-hari disiplin keras untuk mencintai sesama manusia.
Hari ini ada 2 hal kedisiplinan yang saya sampaikan, antara lain :
1/ disiplin dalam mengucapkan terimakasih
2/ disiplin dalam memberikan pengampunan atau memberi maaf
1/ contoh kedisiplinan untuk mengucapkan terimakasih, misalnya pada saat kita berlatih, kita akan berlatih berpasangan. Ketika berpasangan kita [nage] akan melakukan satu atau beberapa buah teknik, misalkan teknik kuncian tangan kepada sesama teman berlatih kita. Teknik kuncian biasanya [karena tak sengaja] maka kuncian ini akan menimbulkan rasa sakit kepada teman kita berlatih. Teknik kuncian yang menyakitkan tentu akan menimbulkan rasa yang tidak meng-enakan bagi teman / pasangan kita berlatih. Oleh karenanya nage [si-pelaku teknik kuncian ini] harus dengan sungguh-sungguh mengucapkan rasa terimakasihnya yang mendalam kepada teman belatih, karena dengan adanya teman ini seorang nage dapat melakukan teknik. Sebaliknya jika tak ada teman berlatih, tentu seorang nage tidak akan mampu untuk melatih sebuah teknik apalagi menyelesaikannya.
Pemberian ucapan terimakasih ini harus terlahir atau berasal dari hati yang paling mendalam, bukan pura-pura, atau sekedar melakukan ucapan terimakasih [domo arigato gozaimashita] atau dalam bahasa Indonesia kita biasa menyebutnya dengan Terimakasih Banyak. Mengapa kita harus mengucapkan terimakasih dari hati yang mendalam dan secara disiplin, karena dalam berlatih Aikido, sama sekali tidak diperkenankan teman latihan menjadi suatu obyek coba-coba, walaupun dalam pelaksanaannya seorang pemula harus mencoba sebuah teknik yang belum pernah ia lakukan, namun latihan ini tetaplah bukan bersifat coba-coba, yang menempatkan seorang uke sebai "obyek percobaan". Ini sebuah pemikiran atau cara berlatih yang salah, karena latihan jenis ini akan menimbulkan hasil yang sia-sia [tak berguna].
2/ contoh disiplin dalam memberikan pengampunan atau memberi maaf, harus dilatih sejak dini [sejak awal] seorang aikidoka masuk dan bergabung pada sebuah dojo. Memberikan maaf harus pula berasal dari hati yang sangat mendalam. Ketika sebuah pasangan mengakhiri / menyelesaikan sebuah teknik, maka dalam posisi seiza [keduanya duduk] akan memberikan hormat [rei], dan disini pula seorang uke yang telah memberi hormat sekaligus memberikan maaf kepada pasangannya, dan pemberiaan maaf ini harus pula dengan ketulusan hati yang mendalam. Pemberian maaf, tidak hanya dilakukan pada saat rei, namun harus pula seketika dilakukan ketika ia bergantian melakukan teknik. Jika seorang uke tidak cepat memberikan maaf kepada nage secara disiplin, maka akan muncul rasa marah, yang akibatnya akan muncul tindakan pembalasan, ketika seorang uke menjadi nage. Sikap ini sangat tidak dibenarkan bagi setiap aikidoka yang berlatih pada sebuah dojo. Uke yang kemudian menjadi nage, harus telah memberikan maaf, walaupun pada saat ia menjadi uke telah terjadi ketidak-sengajaan yang mengakibatkan timbulnya rasa sakit ketika berlatih.
Apa makna kedua pengertian diatas dalam kehidupan sehari-hari?
Makna atau penerapan kedua pengertian diatas sesungguhnya sangatlah sederhana. Dengan disiplin mengucapkan terimakasih artinya kita akan pula disiplin mengucapkan terimakasih kepada siapapun orang yang telah menolong kita, baik itu pertolongan yang diminta atau-pun tidak diminta. Adalah sungguh baik, bagi setiap orang yang dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih kepada sesama manusia.
Demikian pula makna disiplin dalam memberikan maaf secara mendalam, hal ini akan melatih kita untuk senantiasa memberikan maaf kepada orang lain yang sengaja atau tak sengaja telah menyakitkan atau menyinggung perasaan atau tubuh kita. Pemberian maaf yang mendalam dalam dojo akan melatih kita menumbuhkan sikap sportif dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan memberikan maaf tentu kita tidak akan memperdebatkan / mempermasalahkan hal-hal yang telah terjadi dan berlalu.
Demikian, selintas tulisan sederhana yang saya tulis, sebagai sebuah pemikiran sederhana dalam hal mengucapkan terimakasih & memaafkan, semoga bermanfaat.
Hari ini ada 2 hal kedisiplinan yang saya sampaikan, antara lain :
1/ disiplin dalam mengucapkan terimakasih
2/ disiplin dalam memberikan pengampunan atau memberi maaf
1/ contoh kedisiplinan untuk mengucapkan terimakasih, misalnya pada saat kita berlatih, kita akan berlatih berpasangan. Ketika berpasangan kita [nage] akan melakukan satu atau beberapa buah teknik, misalkan teknik kuncian tangan kepada sesama teman berlatih kita. Teknik kuncian biasanya [karena tak sengaja] maka kuncian ini akan menimbulkan rasa sakit kepada teman kita berlatih. Teknik kuncian yang menyakitkan tentu akan menimbulkan rasa yang tidak meng-enakan bagi teman / pasangan kita berlatih. Oleh karenanya nage [si-pelaku teknik kuncian ini] harus dengan sungguh-sungguh mengucapkan rasa terimakasihnya yang mendalam kepada teman belatih, karena dengan adanya teman ini seorang nage dapat melakukan teknik. Sebaliknya jika tak ada teman berlatih, tentu seorang nage tidak akan mampu untuk melatih sebuah teknik apalagi menyelesaikannya.
Pemberian ucapan terimakasih ini harus terlahir atau berasal dari hati yang paling mendalam, bukan pura-pura, atau sekedar melakukan ucapan terimakasih [domo arigato gozaimashita] atau dalam bahasa Indonesia kita biasa menyebutnya dengan Terimakasih Banyak. Mengapa kita harus mengucapkan terimakasih dari hati yang mendalam dan secara disiplin, karena dalam berlatih Aikido, sama sekali tidak diperkenankan teman latihan menjadi suatu obyek coba-coba, walaupun dalam pelaksanaannya seorang pemula harus mencoba sebuah teknik yang belum pernah ia lakukan, namun latihan ini tetaplah bukan bersifat coba-coba, yang menempatkan seorang uke sebai "obyek percobaan". Ini sebuah pemikiran atau cara berlatih yang salah, karena latihan jenis ini akan menimbulkan hasil yang sia-sia [tak berguna].
2/ contoh disiplin dalam memberikan pengampunan atau memberi maaf, harus dilatih sejak dini [sejak awal] seorang aikidoka masuk dan bergabung pada sebuah dojo. Memberikan maaf harus pula berasal dari hati yang sangat mendalam. Ketika sebuah pasangan mengakhiri / menyelesaikan sebuah teknik, maka dalam posisi seiza [keduanya duduk] akan memberikan hormat [rei], dan disini pula seorang uke yang telah memberi hormat sekaligus memberikan maaf kepada pasangannya, dan pemberiaan maaf ini harus pula dengan ketulusan hati yang mendalam. Pemberian maaf, tidak hanya dilakukan pada saat rei, namun harus pula seketika dilakukan ketika ia bergantian melakukan teknik. Jika seorang uke tidak cepat memberikan maaf kepada nage secara disiplin, maka akan muncul rasa marah, yang akibatnya akan muncul tindakan pembalasan, ketika seorang uke menjadi nage. Sikap ini sangat tidak dibenarkan bagi setiap aikidoka yang berlatih pada sebuah dojo. Uke yang kemudian menjadi nage, harus telah memberikan maaf, walaupun pada saat ia menjadi uke telah terjadi ketidak-sengajaan yang mengakibatkan timbulnya rasa sakit ketika berlatih.
Apa makna kedua pengertian diatas dalam kehidupan sehari-hari?
Makna atau penerapan kedua pengertian diatas sesungguhnya sangatlah sederhana. Dengan disiplin mengucapkan terimakasih artinya kita akan pula disiplin mengucapkan terimakasih kepada siapapun orang yang telah menolong kita, baik itu pertolongan yang diminta atau-pun tidak diminta. Adalah sungguh baik, bagi setiap orang yang dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih kepada sesama manusia.
Demikian pula makna disiplin dalam memberikan maaf secara mendalam, hal ini akan melatih kita untuk senantiasa memberikan maaf kepada orang lain yang sengaja atau tak sengaja telah menyakitkan atau menyinggung perasaan atau tubuh kita. Pemberian maaf yang mendalam dalam dojo akan melatih kita menumbuhkan sikap sportif dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan memberikan maaf tentu kita tidak akan memperdebatkan / mempermasalahkan hal-hal yang telah terjadi dan berlalu.
Demikian, selintas tulisan sederhana yang saya tulis, sebagai sebuah pemikiran sederhana dalam hal mengucapkan terimakasih & memaafkan, semoga bermanfaat.