“Memorandum Morihei Ueshiba” Kutipan dari Majalah The Aikido Headquaters, Tokyo Vol. 32 No.2 - 1995 Di dalam Aikido diperlukan suatu hasil yang mendalam antara gerakan tubuh dan fisik secara bersamaan. Aikido merupakan manifestasi diri manusia dan harmonisasinya terhadap segala sesuatu yang ada dimuka bumi, yang sangat menarik untuk dicintai. Dalam suatu contoh yaitu, manusia harus menyadari betapa pentingnya tercipta suatu perdamaian di muka bumi ini. Bahwa kita lahir di dunia harus saling mencintai antar sesama umat manusia berdasarkan ketulusan hati yang mendalam. Maksudnya adalah, jika terjadi keadaan dimana seseorang menjadi sangat marah terhadap dirimu, maka kamu harus dapat menetralisir kemarahan orang tersebut, atau dengan kata lain, kebencian seseorang harus dapat kita harmonisasikan berdasarkan cinta kasih. Seseorang yang mudah sekali untuk marah / berkelahi, maka orang ini bukanlah Aikidoka sejati. Di dalam hidup, kita harus mengutamakan cinta kasih sebagai tiang utama dalam kehidupan bermasyarakat, dan hal ini dapat pula dilakukan melalui latihan-latihan terhadap tubuh dan semangat yang terkandung dalam Seni Bela Diri Aikido. Aikido dalam satu sisi dimaksudkan juga untuk memberikan keamanan dalam hidup manusia. Melalui jalannya, gerakan-gerakan dalam Aikido selalu mencegah agar tidak terjadi cidera di antara sesamanya dalam berlatih. Menghormati sesama manusia juga merupakan salah satu filosofi dalam Aikido, dan secara implisit makna “Ai” di dalam “Aikido” terkandung pengertian Cinta Kasih. Di dalam pembahasannya, Aikido bukanlah semata-mata hanya untuk bertarung / berkelahi dan saling mengalahkan yang hanya didasarkan pada kekuatan dan persenjataan belaka, namun, lebih baik dari pengertian itu, bahwa Aikido merupakan jalan untuk mengharmonisasikan diri sendiri dengan dunia dan membawa kehidupan manusia ini dalam suatu keluarga besar yang hidup secara harmonis (serasi) dan damai, sebab jalan UTAMA dari semangat Aikido adalah Saling Mengasihi dan Mencintai antar sesama umat manusia.
Disadur oleh :
Robaga Gautama Simanjuntak, Juli 1996
Disadur oleh :
Robaga Gautama Simanjuntak, Juli 1996